google7996de0c4c7b04f6

Monday, June 29, 2015

Apa Kabar Penerima Manfaat PKH

Satu minggu sebelum puasa saya terbang menuju Ende salah satu kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Saya datang bersama dua orang teman dengan maksud melakukan monitoring dan evaluasi salah satu program andalan Kementerin Sosial yaitu Program Keluarga Harapan (PKH).

Sekedar informasi PKH adalah program bantuan tunai bersyarat bagi Keluarga Sangat Miskin (KSM) yang datanya berdasarkan hasil survei BPS. Ketentuan syarat ini, yang menjadi PKH berbeda dengan program lainnya.  KSM yang menerima bantuan berkewajiban untuk memeriksakan kesehatan dan menyekolahkan anak-anaknya. Apabila mereka tidak memenuhi kewajiban yang dipersyaratkan maka bantuannya akan dipotong. Bahkan apabila berturut-turut tidak memenuhi kewajibannya, mereka akan diberhentikan menjadi peserta. That why this program so cool 

Ende salah satu pilot project pertama kali diluncurkannya PKH pada tahun 2007, sehingga tujuan kedatangan kami ingin melihat bagaimana pelaksanaan program ini setelah lebih dari tujuh tahun berjalan. Lokasi yang kami kunjungan Dinas Sosial kabupaten, Pendamping dan operator PKH, Petugas Kesehatan di kecamatan, Guru di lembaga pendidikan dimana anak para peserta sekolah dan KSM sebagai peserta.

Kesimpulan akhir dari hasil kunjungan kami cukup menarik dan menggelitik, kenapa tidak setelah 7 (tujuh) tahun berjalan tak terhitung berapa pejabat di Dinas Sosial yang telah berganti. Wal hasil setiap tahun para pejabat tersebut memulai kembali pengetahuannya dari nol. Tidak heran jika komitmen sharing anggaran dari APBD untuk operasional PKH sangat memprihatinkan. Tidak heran para pendamping dan operator dilapangan bekerja auto pilot. Tidak heran setelah tujuh tahun KSM menjadi peserta masih belum mendapatkan akses beasiswa bagi siswa miskin (BSM) untuk pendidikan. Tidak heran juga jika mereka belum merata mendapatkan askes Jaminan Kesehatan baik dari pusat maupun daerah. Sebagai penutup dari kunjungan ini, kami sampaikan hasil temuan tersebut kepada usnur di Dinas Sosial yang bertanggungjawab atas PKH agar ditindaklanjuti.  Jawaban ringan meluncur dari personil Dinas Kabupaten  "siap bu",


Untuk yang kesekian kalinya, kami pulang dengan banyak Pekerjaan Rumah menanti, untuk kesekian kalinya harus berpikir keras bagaimana caranya mendorong daerah agar ikut bersama mensukseskan program. Betapa bahwa yang menjadi sasaran program adalah masyarakat diwilayah kerjanya, bagaimanapun keberhasilan program ini akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakatnya yang pada gilirannya menjadi keberhasilan pemerintah daerah. Bagaimana mungkin kami yang terpisah jarak nun jauh di Ibu Kota dapat memastikan program ini berjalan sesuai dengan protokolnya jika pemerintah daerah sebagai pemilik wilayah tidak memberikan dukungan. Terbayang jelas para penerima manfaat bersukacita dengan bantuan yang kami salurkan, namun bukan itu esensinya karena sejatinya dengan dukungan daerah mereka dapat mengakses  fasilitas pendidikan dan kesehatan dengan tujuan mulia memutuskan mata rantai kemiskinan.

Apa kabar para penerima manfaat PKH?