google7996de0c4c7b04f6

Monday, November 30, 2015

Pahlawan Perubahan


Tim Pusat pada saat wawancara dengan Ibu Merry

Ibu Merry, ketua salah satu organisasi sosial di Kota Palembang adalah sosok yang sederhana namun memiliki semangat 45. Dimulai pada tahun 2005 setelah mengikuti pelatihan penanganan HIV AIDS, beliau memiliki ide untuk melanjutkan upayanya dengan mendirikan organisasi sosial. Dari ketertarikan untuk mengabdikan dirinya untuk lingkungan sekitar, sampai dengan saat ini terus aktif mengelola berbagai program social. Penanganan HIV/AIDS, anak terlantar, eks narapidana, lansia, korban tindak kekerasan dan berbagai macam program lainnya.  

Seperti hari itu, kami datang untuk melaksanakan seleksi dan obseravasi lembaga pengelola Asuransi Kesejahteraan Sosial (Askesos). Beliau menyambut kami dengan sigap dan menjawab semua pertanyaan dengan jelas dan taktis. Siapa sangka, jawaban yang lancar dan sistematis tersebut, keluar dari seorang yang mengaku pendidikannya tidak sampai mencicipi universitas. Saya tanyakan berkali-kali, apakah Bu Merry pernah kuliah dan berulang kali juga beliau menegaskan tidak pernah. Rupanya beliau sering mengikuti berbagai pelatihan yang diselenggarakan oleh instansi dalam kaitannya sebagai pengelola program, “luar biasa”.

Dalam hal ketertarikannya terjun mengelola berbagai program social, beliau mengaku dengan enteng panggilan jiwa. Lebih lanjut menyampaikan bahwa orang tuanya malah tidak mengarahkan ke dunia yang digelutinya sekarang ini. Kami penasaran bagaimana suami Bu Merry melihat dirinya memiliki segudang aktifitas, luar biasa ternyata suaminya yang mendukung penuh seluruh kegiatan Bu Merry. Hal ini terpancar dari raut mukanya yang berbinar-binar ketika bercerita dukungan suaminya terhadap berbagai kegiatannya, bahkan tidak sampai disitu urusan rumah tangga pun tidak luput dari bantuan suaminya. Ternyata suami Ibu Merry lelaki Sumatera tulen yang satu ini, meruntuhkan mainstream budaya patriaki yang terkenal kolot dilingkungannya. Pada gilirannya bahwa dibelakang wanita maju ada laki-laki hebat yang mendukungnya.

Pada setiap kunjungan seleksi dan observasi Lembaga Pengelola Askesos, kami sering dikejutkan oleh orang-orang biasa yang berjiwa luar biasa. Pada kenyataannya bukan kami yang memberikan pelajaran buat mereka, tetapi mereka begitu banyak memberi energi kepada kami. Banyak sekali Ibu Merry lainnya yang tersebar di seluruh Indonesia, yang  bekerja dalam diam namun memiliki dampak yang tidak bisa diukur dengan kata-kata. Seperti tahun lalu saya ke Yogyakarta, bertemu dengan salah-satu penasehat organisasi social yang penuh kesederhaan dan sudah sepuh, saya tertegun dengan ucapannya yang penuh dengan kebajikan dan kekuatan. 

Atau ketika saya ke Lombok bertemu dengan pendiri yayasan dan anaknya yang menggantikannya sebagai ketua. Tinggal di rumah sederhana nun jauh masuk ke pedalaman tapi tanahnya yang luas dipenuhi dengan bangunan yang rencananya untuk menampung anak-anak tidak mampu yang akan mondok untuk belajar agama. Menurut pengakuannya, anak-anak tersebut belajar tanpa dipungut biaya, tapi sayang karena modal yang dimilikinya terbatas programnya belum dapat berjalan optimal. 

Pesan kuat yang saya terima bahwa mereka mau bersusah payah untuk memikirkan lingkungan sekitar, padahal jika dilihat kemampuan finansialnya tidak berlebih.Tergelitik dihati saya, jika mereka bisa kenapa saya tidak....