google7996de0c4c7b04f6

Wednesday, October 21, 2015

Dikejar "Deadline"



Menjelang akhir tahun dapur unit pelaksana Program Keluarga Harapan (PKH) selalu hiruk pikuk dikejar deadline. Tahun ini semakin special ditambah “ngeri-ngeri sedap” karena penetapan lokasi tahun 2015 yang dilakukan 2 kali dalam kurun waktu yang tidak berjauhan. Penetapan pertama pada bulan Januari dan penetapan berikutnya pada bulan April. Implikasinya adalah tahapan bisnis proses yang dilakukan berulang, salah satunya rekrutmen dan seleksi yang dilakukan dalam 2 (dua) gelombang. Ibarat sebuah gerbong, maka gerbong belakang tidak bisa mendahului gerbong depan karena harus berjalan berurutan, jika gerbong depan mogok maka gerbong dibelakangnya otomatis akan ikut terhenti. Yang menarik seluruh proses persiapan penyaluran tahap I bagi peserta baru dipersiapkan pada tahun berjalan. 

Pada bulan agustus menjadi puncaknya “kehebohan” di UPPKH pusat, pada saat yang bersamaan rangkaian pelaksanaan kegiatan berjalan dalam waktu yang bersamaan. Bayangkan proses seleksi sedang berjalan, bimbingan teknis (bimtek) memasuki batch pertama, diklat Family Development session dimulai dan Training Of Facilitator untuk pendataan Resertifikasi siap-siap akan dilaksanakan. Dengan jumlah SDM yang terbatas show must go on, seluruh sumber daya harus dikerahkan termasuk sumber daya dari unit lain maupun lintas sektor. Satu hal yang tetap kami jaga walaupun personil dibutuhkan dalam jumlah yang banyak, kualitas personil yang diturunkan ke lapangan harus tetap sesuai standar. Langkah yang dilakukan (1) Menyediakan stock personil dikalangan intern maupun ekstern unit mulai dari assessor untuk seleksi, narasumber untuk bimtek sampai dengan petugas admin (2) Melakukan pelatihan (couching) singkat untuk setiap kebutuhan personil, hal ini penting sekali untuk kesamaan persepsi pada saat menyampaikan materi ke petugas lapangan. 

Pelaksanaan Bimtek di Manggarai Barat, Prov. NTT
Berupaya agar seluruh rangkaian proses dapat selesai sesuai jadwal, semata-mata agar bantuan bagi peserta baru dapat disalurkan. Rasanya seluruh kehebohan tersebut tidak ada artinya jika tujuan akhirnya tidak tercapai. Sekelumit cerita dibalik kehebohan yang terjadi pada saat pelaksanaan Bimtek, salah satunya bencana kabut asap yang berdampak pada terkendalanya penerbangan di beberapa lokasi seperti wilayah Kalimantan dan Sumatera. Situasi tersebut bahkan telah meluas ke Sulawesi dan Papua. 


Beberapa jadwal Bimtek harus kami tunda sambil mencari alternatife wilayah terdekat yang bisa dilalui. Lokasi-lokasi yang masih bisa dilalui melalui jalan-jalan alternatife tetap dilaksanakan sesuai jadwal. Sebagai contoh Tim Riau, sehari sebelum keberangkatan penerbangan masih confirm on schedule. Ketika tim sudah dibandara tiba-tiba diumumkan penerbangan menuju Riau cancel karena kabut asap, hebatnya tim tidak patah semangat mencari cara menuju Padang dengan konsekwensi lanjut via darat. Wal hasil sampai dengan malam hari menunggu antrian, penerbangan yang tersedia melalui Medan. hebatnya dengan semangat 45 tim memutuskan tetap berangkat.

Lain cerita dengan Tim Kalimantan Timur tepatnya Kabupaten Berau, penerbangan Jakarta Balikpapan on schedule, Sayangnya penerbangan lanjutan menuju Berau dibatalkan. Dengan semangat show must go on, tim memutuskan tetap berangkat via darat menembus hutan Kalimantan selama 14 Jam. Cerita menarik datang dari salahsatu kabupaten di Provinsi Kalimantan Tengah yang sebelumnya telah diputuskan kegiatan untuk ditunda. Mereka menghubungi kami agar Bimtek tetap dapat dilaksanakan, menurutnya penerbangan dapat dialihkan menuju Banjarmasin kemudian lanjut via darat. Mereka menjamin kondisi kondusif dan siap menjemput. Informasi yang sangat berharga tersebut langsung kami tindaklanjuti dengan segera mengirimkan Tim.

Tim Bimtek Papua Barat yang terlantar, masih bisa menikmati sarapan
Keseruan tidak terhenti disitu, tim Papua Barat yang telah menuntaskan tugasnya, harus menunggu sambil harap-harap cemas karena penerbangan kembali ke Jakarta masih belum jelas. Menanti tanpa kepastian tidak membuat tim patah arang, keesokan harinya kembali menjambangi bandara sambil terus berharap penerbangan dapat dibuka. Lain cerita dengan Tim kepulauan di Maluku Utara, perjuangan menembus gelombang tinggi agar dapat mencapai lokasi menjadi tantangan utama. Meninggalkan keluarga dan bertekad kegiatan dapat dilaksanakan sesuai jadwal, salah satu penyemangat untuk tetap melaksanakan tugas. 

Antusiasme pusat untuk menuntaskan Bimtek menjadi tidak ada artinya ketika Kabupaten/kota pelaksana PKH tidak merasakan antusiasme yang sama. Terlebih jika kedatangan Tim pusat malah menjadi beban atau bahkan merepotkan disela-sela tugas rutinnya. Kenyataannya Program ini akan berhasil jika pemerintah daerah memberikan dukungan terhadap pelaksanaannya.

Pada akhirnya "deadline" bukan semata-mata menjadi motivasi kami, ada tujuan yang lebih besar yang menjadi penyemangat seluruh personil yang saat ini menjalankan tugas. Adalah penerima manfaat Program Keluarga harapan (PKH) Tahun 2015 dapat menikmati bantuan pada tahun ini. Bantuan yang nominalnya sering tidak diingat oleh para penerima, tetapi kebahagian dan harapan yang menyeruak di wajah-wajah mereka pada saat mereka telah menerima bantuan.